Konsep Sejarah Menurut Bernad Lewis


Sebuah Cuplikan buku dari Bernard Lewis

Bernard Lewis mengemukakan tentang berbagai macam cara yang dapat ditempuh untuk mendefinisikan sejarah. Dalam ruang lingkup sejarah tradisional, maka peneliti sejarah akan memilah berdasarkan siapa tokoh, pelaku sejarah, periodesasi waktu, dan di mana peristiwanya. Konsep ini lebih bersifat sejarah dalam lingkup spasial. Selanjutnya, sejarah dikonsepsikan lewat topik. Jika bersandar pada metodologi, sejarah bersumber pada jenis summber dan cara memanfaatkannya. Sementara ideologis yang bersandar pada fungsi dan tujuan sejarawan atas karya sejarah, Bernard Lewis[1] mengklasifikasikannya kedalam tiga jenis:
1.      Sejarah yang diingat (Rembembered history)
Sejarah jenis ini lebih banyak berupa pernyataan tentang masa lalu daripada sejarah dalam pengertian yang ketat. Sejarah jenis ini disusun  berdasarkan koleksi pribadi yang diklaim berasal dari generasi masa lalu hingga tradisi-tradisi yang masih hidup- sebagaimana terungkap dalam manuskrip-manuskrip, karya-karya sastra klasik, serta historiografi warisan masa lalu. Sejarah semacam itu menurut Bernard Lewis dapat berfungsi sebagai memori kolektif suatu komunitas, atau bangsa, atau entitas lainnya. Apa yang dipilih untuk diingat (baik melalui kerja para  pemimpin, penguasa, penyair, maupun pengisah) adalah yang dianggap  bermakna baik sebagai realitas maupun simnol.
2.      Sejarah yang ditemukan kembali (Recovered History)
Lewis menganggap ini adalah sejarah peristiwa dan gerakan, tokoh dan gagasan,  yang dalam batas tertentu telah dilupakan dan dengan alasan tertentu ditolak oleh memori kolektif suatu komunitas. Kemudian, entah setelah jangka waktu yang panjang atau pendek, diketemukan kembali oleh para ahli melalui pengkajian atas catatan-catatan historis, ekskavasi arkeologis kota-kota yang hilang terkubur, penafsiran dan penguraian teks-teks dan bahasa yang terlupakan, dan rekonstruksi masa lampau dilupakan. Namun rekonstruksi ini mensyaratkan suatu pertanyaan dasar, dan menyamarkan apa yang lebih baik dideskripsikan sebagai konstruksi masa lampau.
Kata reconstruction ini sendiri mengindikasikan berbagai bahaya dari proses kerja tersebut. Dari sinilah kita dibawa masu kedalam sejarah jenis ketiga. Sejarah yang ditemukan kembali merupakan hasil penemuan dan penggalian masa lampau secara kritis dan ilmiah-sesuatu yang khas dalam dunia ilmu pengetahuan eropa modern.
3.      Sejarah yang ditemu-ciptakan (Invented History)
Inilah sejarah yang ditulis dengan suatu tujuan, lebih tepat tujuan baru yang berbeda dari tujuan-tujuan sebelumnya. Ini merupakan sejarah yang invented baik dalam pengertian bahasa Inggris maupun latin, yang digali dan ditafsirkan dari kedua jenis sejarah diatas bilamana mungkin, dan direkayasa bilamana tidak.
Penemu-ciptaan sejarah tidak ada kaitannya dengan penemuan data-data historis baru. Ini merupakan  praktik klasik untuk menarik mundur ke masa lampau yang jauh dengan tujuan-tujuan tertentu. Sama seperti sejarah yang diingat, sejarah yang ditemu-ciptakan ini juga ada pada setiap masyarakat, seperti terlihat pada mitos-mitos kepahlawanan dalam masyarakat sederhana hingga pada historiografi negara-negara modern.
Source: http://penerbitombak.com
Konsep ini bersandar pada sebuah ungkapan yang populer di dalam kajian sejarah “ceritakanlah seajrah sebagaimana adanya”. Ungkapan ini mudah diucapkan tetapi sangat sulit diaplikasikan dalam penelitian, karena harus berhadapan dengan berbagai macam kepentingan yang dapat menyeret penulisan sejarah tidak sesuai dengan apa adanya.





                [1] Bernard Lewis, Sejarah: Diingat, Ditemukan, Ditemu-Ciptakan, (Yogyakarta: Ombak, 2009), hlm. 11-14

0 Comment "Konsep Sejarah Menurut Bernad Lewis"