Darkest Hour; Epicnya Gary Oldman sebagai Churchill

Darkest Hour
Pemain: Gary Oldman (Churchill), Stephen Dillane (Edward Wood/Lord Hallifax), Ronald Pickup (Neville Chamberlain), Ben Mendelsohn (King George VI)
Sutradara: Joe Wright
Produser: Tim Bevan, Lisa Bruce, Eric Fellner, Anthony McCarten, Douglas Urbanski
Penulis Skenario: Anthony McCarten
Durasi: 125 menit

Rilis: 2017
Secuplik Kisah 

Kau tak bisa berargumen dengan harimau saat kepalamu ada di dalam mulutnya! (Winston Churchill)

Source : imdb

Darkest Hour, film biopik yang mengisahkan Winston Churchill sebagai perdana Mentri Inggris menggantikan PM Neville Chamberlain. Kisah ini diawali dengan rapat parleman untuk melengserkan PM Chamberlain. Intrik dan gugatan terhadap PM Chamberlain berdatangan dari berbagai kalangan, hingga akhirnya ia memutuskan mengundurkan diri. Walau ada perdebatan, siapa yang pantas menggantikannya.  

Pasca pengunduran diri PM Chamberlain, sosok Churchill bukanlah sorotan utama. Karena, ada Edward Wood yang digadang-gadang mnggantikan PM Chamberlain. Pertimbangan tidak memilih Churchill karena ia dianggap sebagai pemimpin yang egois, arogan, terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan tidak dapat diandalkan. Pertimbangan yang paling mencolok ketika Churchill selalu dianggap sebagai "biang keladi" dari terbunuhnya banyak pasukan Inggris di perang sebelumnya dihadapi Inggris, Gallipoli misalnya. 
Walau akhirnya terpilih sebagai PM Inggris, kapasitas Churchill masih dipertanyakan banyak orang, bahkan Raja Inggris, George VI. Penentangan terhadap Churchill datang dari berbagai pihak. Inggris yang sedang menghadapi Jerman dalam Perang di Dunkirk memaksa para elit Inggris memilih jalur realistis. Ingin berdamai dan tunduk tunduk mengakui kekuasaan Hitler. 
Apa yang dilakukan Churchill justru berlainan dengan pikiran banyak orang di parlemen Inggris. Bahkan, Wood memaksa Churchill untuk melakukan negosiasi dengan Jerman atas mediasi Itali, Benedito Mussolini. Churchill tetap memegang prinsipnya, tak akan pernah tunduk pada Jerman.
Bagi Churchill, tunduk pada Jerman dan Itali sama halnya menjadikan rakyat Inggris budak dari mereka. Rasa nasionalisme yang kukuh dipegang tanpa peduli kekalahan berada di depan matanya. Lebih baik Inggris rata dan hancur daripada harus tunduk pada diktator dan "monster".
“Kau tak bisa berargumen dengan harimau saat kepalamu ada di dalam mulutnya!” Ungkap Churchill 
Dalam kondisi yang terus terdesak oleh kondisi perang di Dunkirk yang hampir mengalami kekalahan, Churchill terus berburu waktu, bagaimana cara menyelamatkan dan mengakhiri perang itu. Dari sanalah muncul upaya penyelamatan dengan operasi perahu Churchill. 
Hingga pada tengah malam, Raja George VI mendatangi Churchill dan menyatakan dukungan penuh atas kebijakannya. Walau, sekilas ini seperti jebakan untuk Churchill. Dukungan itu menjadi kekuatan moril. Pada hari penentuan akan bertemu Jerman yang dimediasi Itali, Churchill hilang tanpa jejak. 
Churchill pergi tanpa diketahui orang. Ia pergi ke kereta bawah tanah. Alhasil, rakyat Inggris kaget minta ampun. Churchill pun bertanya, kenapa mereka harus heran melihat PM Inggris di kereta. Apa tidak boleh? Apa tidak ada PM Inggris sebelumnya yang naik kereta?
Source : imdb
Dari perjalanannya di kereta, Churchill tahu suara hari rakyat Inggris. Ia mendengarkan semua pendapat rakyat Inggris. Churchill bertanya pada orang kulit hitam, perempuan tua hingga anak kecil. Dari mereka, Churchill tahu, tidak ada yang ingin berdamai dengan Jerman. Mereka memilih berperang walau dengan gagang sapu sekalipu. Ya, semua demi harga diri dan kehormatan sebuah bangsa.
“Maka, muncullah Horatius yang gagah berani. Kapten Penguasa gerbang. Kepada setiap orang di atas bumi ini, kematian segera datang atau terlambat. Dan bagaimana manusia lebih baik memilih mati daripada menghadapi rasa takut?”
Film ini berhasil mengungkap operasi perahu Churchill dalam perang di Dunkirk. Bagi yang sudah nonton film Dunkirk (Christopher Nolan), akan terasa nyata bahwa Darkest Hour adalah behind the scene-nya. Tidak penting yang mana yang akan akan ditonton duluan. Dua film ini sambung menyambung dalam satu kesatuan sejarah yang utuh.
Gary Olmand berhasil secara sempurna memerankan tokoh Churchill yang arogan, dengan diri yang suka minum dan khas rokok cerutu. Oscar memang laik didapatkan dalam film ini.  



0 Comment "Darkest Hour; Epicnya Gary Oldman sebagai Churchill"