Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Badri Yatim, Rasulullah dalam menyampaikan pesan dakwahnya dapat menumbuhkan dan mengarahkan semangat kebangsaan, seperti yang dilakukan di Madinah melalui “Piagam Madinah”, dimana salah satu isi piagam tersebut adalah memberikan jaminan kepada masyarakat untuk melaksanakan agamanya dan wajib membela keamanan Negara dari serangan luar
Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap, maksudnya ialah bahwa agama Islam tidak menghapus adat istiadat masyarakat secara sekaligus akan tetapi secara berangsur-angsur (evolusi) yang disesuaikan dengan keadaan dan waktu, sehingga orang tidak merasa keberatan (merasa berat) menerimanya, tidak pula menjadi penentangnya lebih-lebih dalam bidang hukum
Dakwah Nabi saw diambil dari alQuran dan sejarah para nabi. Rasulullah saw membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan, keikhlasan, akhlak mulia dalam membimbing sehingga menimbulkan simpati dan audien mudah menerima ajakan (ajaran Islam)
Dakwah Sembunyi-sembunyi selama 3-4 Tahun. Dakwah ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mereka disebut Al-shabiqun al-awwalun (orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam).
Mereka di antaranya Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Tsabit, ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar al-Shiddiq, Utsman bin ‘Affan, al-Zubair bin Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah . Bilal bin Rabbah al-Habsyi, Abu Ubaidah bin Amr bin al-Jarrah dari Bani Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abil Arqam al-Makhzumy, Utsman bin Madz’un dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdullah, Ubadah bin Harits bin Muththalib bin Abdul Manaf, Sa’ad bin Zaid al-Adawiy dan istrinya Fathimah binti Khaththab, Khabbab bin Arat, Abdullah bin Mas’ud al-Hadzaily, dan masih banyak lagi. Mereka semua berasal dari kabilah Quraisy
Dakwah Terang-terangan sejak tahun Keempat Kenabian. Dakwah ini ditandai dengan turunnya ayat al-Quran surat Syu’ara : “Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat”.
Dalam periode ini, Nabi mengundah Bani Hasyim dan menyerukan bahwa beliau adalah nabi dan Rasul yang menyeru pada kebikan dan memberi peringatan tentang azab di akhirat. Lalu, Abu Lahab menentang dan mensumpah serapah nabi Muhammad. Saat itulah, turun ayat al-Lahab.
Dakwah di luar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak akhir tahun kesepuluh kenabian hingga peristiwa hijrah Rasulullah. Hal ini dimulai sejak Nabi mendapatkan tantangan dakwah dari kaum Quraish, dan mengiritm sahabat nabi untuk hijrah ke Habsyi dan Thaif.
Download Disini
Menurut Badri Yatim, Rasulullah dalam menyampaikan pesan dakwahnya dapat menumbuhkan dan mengarahkan semangat kebangsaan, seperti yang dilakukan di Madinah melalui “Piagam Madinah”, dimana salah satu isi piagam tersebut adalah memberikan jaminan kepada masyarakat untuk melaksanakan agamanya dan wajib membela keamanan Negara dari serangan luar
Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap, maksudnya ialah bahwa agama Islam tidak menghapus adat istiadat masyarakat secara sekaligus akan tetapi secara berangsur-angsur (evolusi) yang disesuaikan dengan keadaan dan waktu, sehingga orang tidak merasa keberatan (merasa berat) menerimanya, tidak pula menjadi penentangnya lebih-lebih dalam bidang hukum
Dakwah Nabi saw diambil dari alQuran dan sejarah para nabi. Rasulullah saw membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan, keikhlasan, akhlak mulia dalam membimbing sehingga menimbulkan simpati dan audien mudah menerima ajakan (ajaran Islam)
Dakwah Sembunyi-sembunyi selama 3-4 Tahun. Dakwah ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mereka disebut Al-shabiqun al-awwalun (orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam).
Mereka di antaranya Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Tsabit, ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar al-Shiddiq, Utsman bin ‘Affan, al-Zubair bin Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah . Bilal bin Rabbah al-Habsyi, Abu Ubaidah bin Amr bin al-Jarrah dari Bani Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abil Arqam al-Makhzumy, Utsman bin Madz’un dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdullah, Ubadah bin Harits bin Muththalib bin Abdul Manaf, Sa’ad bin Zaid al-Adawiy dan istrinya Fathimah binti Khaththab, Khabbab bin Arat, Abdullah bin Mas’ud al-Hadzaily, dan masih banyak lagi. Mereka semua berasal dari kabilah Quraisy
Dakwah Terang-terangan sejak tahun Keempat Kenabian. Dakwah ini ditandai dengan turunnya ayat al-Quran surat Syu’ara : “Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat”.
Dalam periode ini, Nabi mengundah Bani Hasyim dan menyerukan bahwa beliau adalah nabi dan Rasul yang menyeru pada kebikan dan memberi peringatan tentang azab di akhirat. Lalu, Abu Lahab menentang dan mensumpah serapah nabi Muhammad. Saat itulah, turun ayat al-Lahab.
Dakwah di luar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak akhir tahun kesepuluh kenabian hingga peristiwa hijrah Rasulullah. Hal ini dimulai sejak Nabi mendapatkan tantangan dakwah dari kaum Quraish, dan mengiritm sahabat nabi untuk hijrah ke Habsyi dan Thaif.
Download Disini
0 Comment "PPT DAKWAH MAKKIYAH"
Posting Komentar