yang kita cintai belum tentu kita nikahi, tetapi yang kita nikahi harus kita cintai. Sujiwo Tedjo
Ungkapan di atas
melambungkan ingatan\ saya akan film Gone With the Wind. Film ini based
on novel Margaret Mitchel dengan judul yang sama. Baiklah secuplik
kuceritakan kisah film ini sesuai dengan kepingan ingatan yang masih tersisa.
Film ini bercerita
tentang sosok Scarlett O’hara. Sosok perempuan yang menjadi pusat perhatian lelaki di sekitarnya.
Ya, dialah sosok perempuan dengan segala ‘kesempurnaan’ diri; bertabur
cinta, bergelimang harta, dan kecantikan diri.
Segala kelebihan
dirinya seolah menempatkan dirinya sebagai sosok yang berhak memilih siapa
pasangan hidupnya. Ia mencintai Ashley. Pun dengan Ashley. Walau pun akhirnya,
ia harus menyadari bahwa yang ia cintai tak bisa ia nikahi.
Ashley memilih
Melanie sebagai istrinya. Scarlett tetap memendam cintanya pada Ashley. Ia
terus mengharap Ashley meninggalkan Melanie. Tetapi, ketetapan hati Ashley
tidak bisa dipatahkan, ia memilih setia kepada Melanie, istrinya.
Ketika ia
menyadari bahwa cintanya bertepuk sebelah hati, ia masih tetap bertahan.
Hingga, akhirnya ia menyadari bahwa ia mencintai ‘ketiadaan’. Cinta mati pada
Ashley hanyalah sebuah ilusi. Dua kali menikah, hanyalah pelampiasan kekecewaan
Scarlett. semuanya dilakukan demi membuat Ashley cemburu dan sakit hati.
Hasilnya, Scarlett yang justru jatuh dan merana.
Bahkan, ketika
menikah dengan Rett Butler, ia masih memendam cinta yang dalam buat Ashley,
walau akhirnya ia menyadari bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada suaminya,
Rhett Butler. Cintanya pada Rett adalah cinta yang egois. Ia mencintai dengan
cara ‘membencinya’. Akhirnya, ia menyadari, Rett-lah yang harus ia cintai.
Suaminya. Cinta sejatinya. Inilah secuplik kisah cinta yang saya ingat dari
film Gone With the Wind.
Berapa banyak
perempuan/lelaki yang sudah kita pacari, berapa kali pula kita kandas dari
kisah cinta? Manusia selalu membangun imaji tentang siapa yang akan menjadi
pendamping. Saat kita mencintai seseorang, kita berharap dialah pendampingmu
nanti. Saat cinta kandas, (bisa jadi) dialah musuhmu yang sejati.
Cinta dan
pernikahan sepertinya tidak hadir secara bersama-sama. Tetapi pernikahan dan
cinta akan selalu beriringan. Kita bisa mencintai siapa pun tanpa pernah bisa
memilikinya, sebagai istri. Kita bisa menikahi dengan siapa pun dan harus
mencintainya. \
Pilihan menikah
harus dibarengi dengan cinta dan kesetiaan. Seperti Ashley saat memutuskan
menikahi Melanie. Walau pun, Ashley mencintai (pacaran) dengan Scarlett, ketika
menikah, ia begitu mencintai Melanie dan bersetia dengan istrinya.
Baginya,
pernikahan adalah ikatan sakral yang menyatukan dua hati, dua jiwa dan dua
keluarga. Ketika janji sakral pernikahan telah diucapkan, pilihannya hanya
mencintai dengan seluruh hidup, seluruh raga. Ia boleh mencintai siapa
Scarlett, tetapi ikatan suci itu ia ucapkan bersama Melanie. Berbeda dengan
Scarlett, kecintaa pada Ashley telah membutakan hatinya untuk suaminya. Ikatan
pernikahan, hanya obat kekecewaan.
Dalam pernikahan,
manusia sudah mengikrarkan kesetiaan dan cinta pada pasangannya. Menjadi Ashley
atau Scarrlet adalah pilihan; kau mencintai siapa atau menikahi siapa?
0 Comment "Mencintai Ala Scarlett "
Posting Komentar