Anggaplah, sekarang kita meraih sebuah pencapaian yang menurut kebanyakan orang, itu sebuah kesuksesan. Misal, punya penghasilan tetap, punya usaha, bekerja di Perusahaan, atau apa pun yang masuk kategori sukses menurut kaca mata orang banyak. Lalu, kita mulai mengungkit tentang masa lalu yang menyedihkan, masa lalu yang diremehkan, masa lalu yang direndahkan. Sembari menunjukkan pencapaian hari ini. Seolah ingin berkata; “kemana kalian yang dulu merendahkan dan meremehkan, lihatlah aku sekarang.”
Sempatkah kita sejenak merenung,
apa makna hidup yang terus mempertontonkan “balas dendam” atas keadaan. Benarkah
hidup hanya sekedar ingin membalas mulut-mulut mereka yang nyinyir ke kita di
masa lalu. Benarkah hidup hanya untuk menunjukkan bahwa kita bisa sukses meski
dulu direndahkan.
Mungkin benar yang biasa ramai di
sosial media; “balas dendam terbaik adalah dengan menjadi lebih baik dan menjadi
sukses.” Tetapi, setelah kita sukses “balas dendam”, selanjutnya, apa? Sebatas itu?
Sekedar itu kita mengejar hidup? Lalu, sampai batas mana kita akan “balas
dendam” dan menunjukkan kesuksesan?
Betapa lelahnya kita, jika hidup hanya untuk menunjukkan pada semua orang pencapaian dan kesuksesan, betapa lelahnya hidup, jika hanya ingin membalas dendam atas hinaan, cercaan dan direndahkan di masa lalu. Bagaimana kalau kita berpikir bahwa mereka adalah orang yang sengaja ada untuk melecut semangat dan motivasi kita, yang tidak perlu diungkit masa lalunya, bahwa mereka pernah menyakiti dan merendahkan kita. Bagaimana kalau kita menganggap mereka justru yang paling berjasa dalam hidup, karena berhasil membuat kita mengubah cara berpikir dan bersikap untuk menggapai kesuksesan.
Mungkin perlu sejenak kita merenungkan
ini; “Tidak perlu menjelaskan siapa dirimu kepada siapa pun, karena yang
menyukaimu tidak butuh itu. Dan, yang membencimu tidak akan percaya itu.” (Ali
bin Abi Thalib) Tidak perlu menunjukkan pencapaian dan kesuksesanmu pada siapa
pun, yang membencimu tidak akan memvalidasimu, dan yang menyukaimu pun tidak
akan peduli dengan itu semua.
*catatan untuk diri, karena di
luar sana banyak yang lebih keren dan lebih baik, tetapi mereka tidak berisik
mempertontonkan pencapaian dan kesukesannya.* 29/09/2024
0 Comment " Hidup Bukan (Sekedar) Balas Dendam atas Masa lalu"
Posting Komentar